Jama’ah Masjid Ibrahim Ikut Ngaji Banyu Udan Bersama Yu Ning

Pandeyan,Umbulharjo – Pengajian Ahad Pagi (01/03) di Masjid Ibrahim Pandeyan pagi itu ada yang berbeda dibanding pengajian ahad pagi beberapa waktu sebelumnya. Ya, karena pagi itu yang memberikan siraman rohani adalah Sri Wahyuningsih atau lebih akrab dipanggil Yu NIng, pegiat Komunitas Banyu Bening dan sekaligus pemilik Sekolah Banyu Udan di Desa Tempuran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Dapat dikatakan, tema pengajian Ahad Pagi hari itu adalah Ngaji Banyu Udan.

Pengajian diawali dengan bacaan doa oleh pengurus takmir Masjid Ibrahim, Bambang Edi Prayitno yang dilanjutkan dengan pengantar dari Ketua Takmir Masjid Ibrahim Pandeyan, H.Aminudin.

Dalam kata pembukanya, Aminudin mengatakan bahwa pengajian Ahad Pagi sengaja menghadirkan Yu Ning agar jamaah Masjid Ibrahim Pandeyan lebih memahami dan mengetahui manfaat dan barokah air hujan dilihat dari sudut pandang agama.

“ Air hujan itu sendiri dalam Al Qur’an disebutkan memiliki banyak manfaat dan merupakan barokah bagi manusia saat diturunkan ke bumi. Bahkan, air hujan di Al Qur’an disebut hingga 55 kali. Sehingga sudah selayaknya sebagai umat Islam untuk lebih menghargai air hujan, “ terang Aminudin.

Dan semangat jama’ah Masjid Ibrahim sendiri cukup tinggi untuk Ngaji Banyu Udan bersama Yu Ning. Ratusan orang jama’ah memadati masjid hingga halaman luar masjid. Bahkan ada beberapa jamaah yang berasal dari luar Pandeyan turut hadir.

Menukil salah satu surat Al Qur’an, yaitu QS. An Nahl 10-11 yang intinya bahwa air hujan itu merupakan barokah, Yu Ning menekankan agar mulai saat ini jamaah Masjid Ibrahim tidak boleh berbuat batil. Salah satu perbuatan batilnya adalah dengan membiarkan air hujan mengalir langsung ke sungai melalui saluran air hujan tanpa berusaha menyimpannya ke dalam tanah.

“ Tanpa disadari, saudara kita yang permukaan tanahnya lebih rendah akan terkena banjir akibat perbuatan kita yang langsung membuang air hujan. Selain itu, sesuai Al Qur’an bahwa air hujan sebenarnya adalah barokah, maka selayaknya air hujan diperlakukan dengan lebih mulia, yaitu dengan menyimpannya dalam tanah sesuai QS Al Hijr ayat 22 ” kata Yu Ning lebih lanjut.

Yu Ning berpesan kepada takmir Masjid Ibrahim agar tidak hanya masalah tauhid dan amalan kepada sesama manusia saja yang dipelajari di dalam masjid, namun juga terkait dengan lingkungan. Mengingat ayat-ayat Allah yang menyinggung lingkungan juga sangat banyak. Salah satunya terkait dengan air hujan.

Selain menumbuhkan tanaman dan menyuburkan tanah, air hujan ternyata dapat bermanfaat bagi manusia, yaitu menghilangkan kotoran fisik maupun psikis.

Dalam QS Al Anfaal : 11 Allah SWT berfirman yang artinya :

“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu).”

Komitmen Konservasi Air

Banyak sekali jamaah Masjid Ibrahim yang kemudian secara langsung melakukan konsultasi dengan Yu Ning setelah pengajian berakhir. Ada beragam pertanyaan yang mereka tanyakan, terutama terkait manfaat air hujan sebagai pembersih kotoran  tubuh atau sering disebut detok. Selesai pengajian pun, banyak jamaah yang  menanyakan alamat Yu Ning dan akan berkunjung ke Desa Tempuran Sardonoharjo untuk meminta air hujan.

Sementara itu, Lurah Pandeyan Sri Suparbiyono yang juga mengikuti  pengajian Ahad Pagi mengatakan dirinya secara pribadi sebelumnya telah mengenal Yu Ning.

“ Kami mengenal Yu Ning saat masih bertugas di wilayah Tegalrejo dan kebetulan sekali bisa bertemu kembali dalam Ngaji Banyu Udan di Masjid Ibrahim ini. Kami sangat mendukung semangat warga dan jama’ah Masjid Ibrahim guna melakukan gerakan memanen air hujan. Lebih jauh lagi, kami akan mendorong konservasi air di wilayah Pandeyan berawal dari Masjid Ibrahim, “ ujar Lurah Sri.

Wilayah Pandeyan sendiri,menurut Sri Suparbiyono, sangat berpotensi dikembangkan menjadi kawasan hijau dan konservasi air. Untuk kawasan hijau, ada di wilayah RW 08 Gambiran dan beberapa RW lainnya. Semantara untuk konservasi air, bisa dimulai dari RW 03, lokasi dimana Masjid Ibrahim berada.(*)